Berita

Seminar Nasional Fakultas Teknik UWP

Sekitar 200 peserta memadati Seminar Nasional Fakultas Teknik bertema Peran Profesi Insinyur di Era Industri 4.0 yang dilaksanakan oleh Prodi Teknik Industri dan Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra (FT-UWP). Dosen Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI Makassar Ir. Taufik Nur, ST, MT, IPM, ASEAN Eng. hadir sebagai keynote speaker. Dalam paparannya Taufik menjelaskan tentang tantangan dan peluang dunia keinsinyuran di Indonesia dan Kawasan Asean serta gambaran profil terkini SDM Keinsinyuran Indonesia.

Berdasarkan data tahun 2016 dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) tercatat jumlah Insinyur Profesional (IP) Indonesia sebesar 13.000 orang. Hingga di tahun 2019 penambahan jumlah diperkirakan mencapai 15.000 orang (IP), suatu jumlah yang sedikit dibandingkan dengan kebutuhan insinyur khususnya di bidang konstruksi misalnya pada tahun 2017 sebanyak 100.000 insinyur, belum termasuk kebutuhan di sektor manufaktur.

“Jumlah Insinyur dan jumlah kebutuhan insinyur di Indonesia masih cukup jauh” tutur Taufik.

Taufik yang juga Sekjen Forum Komunikasi Penyelenggara Program Profesi Insinyur se Indonesia menjelaskan minat generasi muda berkuliah di bidang teknik dan rumpun pertanian juga masih rendah, sehingga input insinyur tidak mampu menambah secara signifikan jumlah kebutuhan insinyur kita.

Pada event pertemuan Insinyur se kawasan ASEAN dan Pasific (CAFEO) di Thailand pada tahun 2017 lalu, jumlah ASEAN Engineer dari Indonesia yang diwisuda tidak lebih dari 100 orang, dibandingkan dengan Thailand dan Filiphina yang mencapai 300 orang.

Terdapat penambahan pada tahun 2018 di event yang sama di Singapura yang mencapai hingga 200 orang namun masih tidak sebanyak dari beberapa negara ASEAN lainnya padahal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kita yang mencapai 250 juta jiwa.

Taufik selanjutnya memotivasi mahasiswa di Surabaya yang hadir pada seminar tersebut untuk maju menghadapi tantangan utamanya di era Internet of Things (IoT) dimana kecepatan, efektifitas dan efisiensi menjadi faktor utama keberhasilan sebuah produk.

Para mahasiswa sebagai calon insinyur kelak tersebut diharapkan mampu memiliki kemampuan dasar engineering dan soft skill yang mumpuni, sehingga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Surabaya merupakan salah daerah industri yang terbesar di ASEAN yang tentunya membutuhkan banyak insinyur profesional. Jika kita tidak mampu memenuhi kebutuhan insinyur ini, kita akan menjadi penonton dan konsumen.

Sekretaris Program Studi Program Profesi Insinyur FTI UMI menambahkan bahwa hadirnya Undang-Undang Keinsinyuran yang akan segera terbit Peraturan Pemerintahnya di akhir maret 2019 ini akan memberikan angin segar bagi para insinyur kita. Tentunya dengan regulasi tersebut akan melindungi para Insinyur kita dengan memberikan kepastian renumerasi, kepastian hukum dan perlindungan dari masuknya insinyur asing diluar kebutuhan proyek di Indonesia.

Taufik menambahkan, jika terbit PP tersebut, orang yang mengaku insinyur dan berpraktik keinsinyuran akan dikenai denda materi dan kurungan badan, lebih lagi jika mengakibatkan malpraktik keinsinyuran. Dengan kehadiran regulasi yang mendukung aktivitas keinsyuran, akan mendorong insinyur berkarya dan menghasilkan produk kesinyuran yang berkualitas

Dekan FT UWP Surabaya diakhir acara, menyambut baik motivasi dari FTI UMI untuk mempersiapkan diri menyiapkan SDM dan sarana prasarana pendirian Program Profesi Insinyur di UWP. Dekan FT UWP berencana mengirim dosen dan alumni FT UWP untuk mengikuti Program Profesi Insinyur di FTI UMI.

Pada kesempatan yang berbeda, Dekan FTI UMI Ir. H. Zakir Sabara HW, ST, MT, IPM, ASEAN Eng mendukung mitra perguruan tinggi mendirikan prodi Profesi Insinyur. UMI dan perguruan tinggi lain tidak akan mampu memenuhi kebutuhan ratusan ribu insinyur jika hanya bergerak sendiri-sendiri.

“Kita butuh kolaborasi, kita butuh sharing” ujar Zakir Sabara HW, penerima AFEO Honorary Member.

Pada akhir acara dilakukan pemutaran film pendek yang mengisahkan kegigihan dan perjuangan yang sangat mengharukan, seorang siswi SMA yg tetap ingin menuntut ilmu dalam situasi yang sulit. Film ini dedikasikan untuk menjaga asa milenial Indonesia agar semakin semangat menjadikan pendidikan KEINSINYURAN sebagai pilihan utama dalam mewujudkan cita citanya. Film karya produksi FTI UMI ini berjudul “Terlambat” disutradarai Rere Art2Tonic.

Seminar Nasional dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Teknik UWP Slamet Riyadi, ST,MT., dihadiri oleh Pimpinan Prodi Teknik Industri Ong Andre Wahyu, ST, MT, Prodi Teknik Mesin dan Teknik Informatika, para alumni Teknik UWP yang berkarir di dunia industri serta pimpinan lembaga kemahasiswaan se-lingkup Fakultas Teknik UWP. Selain dari UWP, juga hadir undangan dari pimpinan Fakultas Teknik dari Universitas Muhammadiyah Gresik dan Universitas WR Supratman Surabaya.

  • Admin
  • 15 Nov 2018 , 12:22 WIB